Menyaksikan upacara adat satu daerah, memberikan eksperimen rasa yang
berbeda. Tak terkecuali saat melihat secara langsung upacara adat
bekakak yang sampai saat ini masih terpelihara dengan baik oleh
masyarakat Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Dilaksanakan pada
Jumat, minggu ketiga bulan sapar (kalender Jawa).
Puncak upacara ini adalah kirab dengan melibatkan barisan prajurit
dengan kostum kebesaran kraton Yogyakarta diiringin musik drum band
menjadi tontonan yang sangat menarik. Iring-iringan para prajurit
membawa senapan, tombak dan berbagai senjata lainnya. Kirab mengantarkan
iringan bekakak (boneka pengantin) serta sesaji hingga gunungan yang
berisi hasil pertanian masyarakat setempat. Gunungan inilah yang
akhirnya diperebutkan oleh masyarakat dan dipercaya memiliki banyak
khasiat. Menariknya prosesi kirab bekakak ini, tidak heran jika upacara
adat ini menjadi salah satu potensi wisata unggulan di kabupaten
Sleman, Yogyakarta.
Ritual ini digelar sebagai bentuk permohonan
keselamatan dengan sesaji berupa bekakak dan berbagai hasil bumi.
Penyembelihan bekakak dipercaya akan menghindarkan masyarakat dari
berbagai gangguan. Pembuatan bekakak pun melalui proses yang tidak
mudah. Dua hari hari sebelum kirab bekakak, para pria dari masyarakat
setempat membuat boneka bekakak dengan iringan gejog lesung atau
kothekan yang mendendangkan berbagai tembang untuk pernikahan layaknya
kebo giro. Ada dua pasang boneka pengantin yang dibuat yang sepadang
dihias bergaya Solo sementara pasangan lainnya dihias bergaya
Yogyakarta.
Malam sebelum kirab bekakak digelar, masyarakat setempat
biasanya menggelar pertunjukkan wayang orang atau kethoprak. Keesokan
harinya, pengantin bekakak akan diarak menuju Gunung Gamping dan Gunung
Keling. (Sitor).
Sumber : http://infowisatajogja.com/upacara-adat-bekakak-tradisi-yang-terpelihara-di-jogja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar