TEORI SEGITIGA LOKASIONAL OLEH ALFRED WEBER
Teori Lokasi adalah suatu ilmu yang mengkhususkan analisanya pada penggunaan konsep space dalam analisa sosial-ekonomi. Teori lokasi industri adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara konsisten dan logis Teori lokasi seringkali dikatakan sebagai pondasi dan bagian yang tidak terpisahkan dalam analisa ekonomi regional. Peranan teori lokasi dalam ilmu ekonomi regional sama halnya dengan teori mikro dan makro pada analisa tradisional. Dengan demikian analisa ekonomi regional tidak dapat dilakukan tanpa peralatan teori lokasi. Geografi Industri sebagai bagian dari Geografi ekonomi yang mempelajari lokasi industri, sedangkan faktor lokasi ini berkaitan dengan wilayah bahan mentah, pasaran, sumber suplai tenaga kerja, wilayah bahan bakar dan tenaga, jalur transportasi, kondisi wilayah, bahan bakar ( tenaga), buruh dan konsumen.
Penerapan
ilmu menentukan tempat atau lokasi, banyak dikaji oleh para perencana
wilayah dalam kegiatan industri. Banyak teori lokasi yang digunakan
untuk menentukan lokasi industri. Pengambilan keputusan untuk memilih
lokasi merupakan kerangka kerja yang prospektif bagi pengembangan suatu
kegiatan yang bersifat komersil, yaitu pemilihan lokasi-lokasi yang strategis,
artinya lokasi itu memiliki atau memberikan pilihan-pilihan yang
menguntungkan dari sejumlah akses yang ada. Semakin strategis suatu
lokasi untuk kegiatan industri, berarti akan semakin besar peluang untuk
meraih keuntungannya. Jadi, tujuan dari penentuan lokasi industri yaitu
untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih
pasar yang besar dan luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi atau perlu diperhitungkan dalam menentukan lokasi industri dinamakan faktor lokasi, yaitu sebagai berikut:
Ø Bahan mentah, merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan industri, sehingga harus selalu tersedia dalam jumlah besar demi kelancaran produksi.
Ø Modal, peranannya
sangat penting untuk kelancaran kegiatan produksi, baik dalam pengadaan
bahan mentah, upah kerja dan biaya produksi lainnya.
Ø Tenaga kerja, merupakan tulang punggung kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya.
Ø Sumber energi, kegiatan industri memerlukan sumber energi, baik berupa energi listrik, BBM dan gas.
Ø Transportasi dan komunikasi, lokasi
industri harus dekat dengan prasarana dan sarana angkutan atau
perhubungan dan komunikasi, seperti jalan raya, jalan kereta api dan
pelabuhan untuk memudahkan pengangkutan hasil industri dan bahan mentah,
serta telepon untuk memudahkan arus informasi.
Ø Pemasaran, lokasi industri harus menjangkau konsumen sedekat mungkin agar hasil produksi mudah dipasarkan.
Ø Teknologi, penggunaan teknologi yang kurang tepat guna dapat menghambat jalannya suatu kegiatan industri.
Ø Peraturan, peraturan
atau perundang-undangan sangat penting demi menjamin kepastian berusaha
dan kelangsungan industri. seperti peraturan tata ruang, fungsi
wilayah, UMR, perijinan, sistem perpajakan dan sebagainya.
Ø Lingkungan, faktor
lingkungan yang kurang kondusif selain menghambat kegiatan industri
juga kurang menjamin keberadaannya. Misalnya keamanan, jarak ke lokasi
pemukiman, polusi atau pencemaran, dan sebagainya.
Ø Iklim dan sumber air, menentukan kegiatan industri, artinya keadaan iklim dan ketersediaan sumber air jangan sampai menghambat kegiatan produksi.
Menentukan lokasi industri adalah proses pemilihan lokasi optimal yaitu lokasi terbaik secara ekonomis (dapat memberikan keuntungan maksimal, biaya terendah dan pendapatan tertinggi). Namun
semua faktor industri tersebut tentunya tidak seluruhnya dapat
diakomodasi secara keseluruah. Terkadang satu industri akan lebih dekat
dengan lokasi bahan baku tetapi jauh dengan lokasi pemasaran, atau
sebaliknya. Karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan maka
lahirlah teori-teori untuk membantu memecahkan masalah penentuan lokasi,
yaitu harus didasarkan pada faktor-faktor produksi paling dominan dari
suatu kegiatan industri.
Berdasarkan lokasinya industri dibedakan menjadi berikut :
- Industri yang berorientasi pada pasar (market oriented industry)
Industri
ini didirikan berdekatan dengan potensi pasar atau potensi manusia
sebagai konsumen. Misalnya industri makanan dan minuman. Hal ini
disebabkan karena hasil produksi (barang jadi) mudah rusak/basi sehingga
harus cepat-cepat sampai ke tangan konsumen.
- Industri yang berorientasi pada tenaga kerja (Labour oriented industry)
Industri ini didirikan berdekatan dengan pemusatan manusia yang berpotensi sebagai tenaga kerja. Misalnya indsutri rokok dan industri garment (tekstil)
- Industri yang berorientasi pada bahan baku (Raw material oriented industry). Industri ini didirikan dekat dengan ketersediaan bahan baku sebagai roda penggerak utama industri. Misalnya industri semen. Hal ini dipikirkan karena bahan baku yang yang digunakan oleh industri tersebut mudah rusak dan volumenya berat, jika dilakukan pengangkutan maka biayanya menjadi lebih mahal.
- Industri yang berorientasi pada tempat pengolahan. Industri ini didirikan dekat dengan tempat pengolahan. Misalnya industri pengalengan ikan.
Pemilihan
lokasi untuk setiap bentuk kegiatan dalam proses produksi sangat
menentukan efektifitas dan efesiensi keberlangsungan kegiatan tersebut.
Suatu lokasi yang optimal secara ekonomis, mengurangi beban biaya yang
ditanggung oleh suatu bentuk kegiatan. Dalam pemilihan lokasi industri
yang tepat akan berkaitan dengan analisa ekonomi karena akan
mempengaruhi biaya total proses produksi, selain faktor ekonomi juga
dipengaruhi faktor ruang (spatial factor). Karena lokasi yang
ideal itu jarang ditemukan, maka faktor yang paling menentukan
berdirinya industri tersebut biasanya diorientasikan terhadap bahan
mentah, pasar dan sumber bahan baku. Least Cost Location
merupakan pemilihan lokasi - lokasi industri berdasarkan tempat - tempat
yang mempunyai biaya paling minimum dari bahan mentah yang dibutuhkan,
tenaga kerja serta konsumen (pasar), yang semuanya ditimbang dengan
biaya transportasi.
Adapun tujuan teori ini adalah untuk menentukan lokasi optimalnya (Optimum location) yaitu lokasi yang terbaik secara ekonomis. Menurut lokasi industri optimal Losch (Economic of location) yang berdasarkan demand (permintaan),
sehingga disitu diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau
industri adalah dimana yang bersangkutan dapat menguasai wilayah
pasaran yang terluas sehingga dapat menghasilkan paling banyak
keuntungan.
Contoh kasus : di sekitar rumah saya terdapat pusat perbelanjaan Kota Kasablanca. Analisa : menurut saya keberadaan pusat perbelanjaan Kota Kasablanca disekitar rumah saya berdampak
positif. Mengapa saya bisa berkata demikian ? Karna pusat perbelanjaan tersebut mempunyai dampak yang sama tiap perusahaan.
Karna berdasarkan teori yang sudah saya paparkan diatas bahwa semakin
strategis suatu lokasi untuk kegiatan industri, berarti akan semakin
besar peluang untuk meraih keuntungannya. Mereka melihat bahwa
peluanya besar, maka mereka membuka di daerah rumah saya. Tenaga kerja yang
digunakan mayoritas lebih banyak sekitar pusat perbelanjaan tsb. Bagaimana mereka bisa menarik konsumen agar datang ke
lokasi mereka menjual sesuatu, semua tergantung mereka. Mereka pasti
mempunyai kiat-kiat tersendiri agar usaha mereka laku dan tidak gulung
tikar atau bangkrut.
Sumber : http://deelacute.blogspot.com/2011/03/teori-segitiga-lokasional-oleh-alfred.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar